Kamis, 16 September 2010

Keripik Jamur


Keripik jamur adalah salah satu makanan khas Kabupaten Wonosobo yang banyak digemari oleh wisatawan. Dahulu Keripik jamur hanya digunakan sebagai bahan makanan  basah, kini masyarakat Wonosobo lebih inovatif dengan megolah jamur menjadi keripik.

Purwaceng


Alkisah dahulu kala beberapa orang petani terhenti mengerjakan ladang garapannya dikarenakan hujan turun dan hawa sangat dingin. Mereka berteduh di bawah lekukan batu besar yang bagaikan atap yang menaungi mereka. Akan tetapi, dinginnya udara saat itu tidak terelakan. Oleh karena itu, para petani mulai iseng, ada yang menggerak-gerakkan badannya, ada yang mendekat ke dinding batu, ada juga yang sambil mengunyah batang rumput-rumputan.
 Tidak sengaja, saat seorang petani menggigit salah satu jenis batang rumput yang daunnya lain dari rumput biasannya, ia merasakan reaksi badannya menjadi hangat sehingga teman-temannya yang lainpun ikut mencoba-coba. Ternyata benar, mereka kemudian dapat mengatasi rasa dingin di sekitarnya. Kehangatan tubuh yang mereka rasakan itu tersimpan sampai malam/ subuh, bahkan hingga saat “tugas malam” ternyata juga masih menimbulkan reaksi yang menakjubkan.

Kejadian itu kemudian menjadi buah bibir dimasyarakat, serta merta mereka menjuluki rumput berkhasiat tersebut dengan nama PURWACENG, yang berarti Purwa = ter dan Ceng = tegang.
 Setelah diadakan penelitian ilmiah, ternyata jenis tanaman perwaceng ini sejenis dengan tanaman ginseng yang tumbuh di Korea dan Cina, dengan nama latin Pimpinella Fruacan. Dari tanaman ini pula dapat dibuat sebuah ramuan dan minuman yang dicampur dengan kopi atau kapulaga, berguna sebagai penghangat badan.

Kacang Dieng ( Kacang Babi )

Kacang ini pohonnya tegak ± 1 m, dan tumbuh mirip buncis yang berisi 3 sampai 4 biji. Biji kacang dijemur/ dikeringkan biasanya di atas atap rumah. Keping biji mirip bentuk babi (bulat lonjong) dan sejak dahulu disebut kacang babi karena bentuknya, dan juga banyak hama babi hutan menyerang ladang petani dan merusak. Akan tetapi, tanaman kacang ini tidak dirusak/ diganggu (babi hutan tidak suka). Itu pula sebabnya disebut kacang babi. Hasil kacang digoreng dan dikemas (home industry), dengan nama “Kacang Dieng” yang terkenal.

Carica Dieng


Merupakan family dari caria papaya yang kita kenal buahnya enak dimakan bila sudah masak, bijinya berwarna hitam dan tidak enak dimakan (pahit) Jenis Carica Dieng ini walaupun sama pohonnya, daunnya agak lebih tebal, buahnya lebih kecil dan kalau masak warnanya kekuning-kuningan serta beraroma wangi (khas). Apabila akan dimakan langsung, bukan buahnya, melainkan bijinya yang berwarna putih dan rasanya asam manis dengan aroma khas, yang tak terdapat pada buah lain.

Daging buahnya sangat enak bila dibuat manisan. Carica sekarang diproduksi secara home industry, dikemas dalam botol dan terkenal dengan nama “Carica Dieng”.
Tanaman ini memerlukan ketinggian antara 1800-2200 m.dpl. untuk mendapatkan kualitas buah yang baik. Jenis ini berasal dari Amerika Latin, ditanam/ dikembangkan di Dieng oleh orang Belanda (Ir. Krammers) sekitar tahun 1900. Tanaman ini, seperti halnya Purwaceng, belum dibudidayakan secara maksimal dan hanya merupakan tanaman selingan di ladang petani.

Mie Ongklok

Makanan khas Wonosobo adalah mie ongklok. Masakan spesifik ini terasa lebih nikmat bila dimakan panas-panas. Bahannya terdiri dari mie, kobis dan kucai yang  dimasak setengah matang dengan cara dimasukkan dalam air mendidih dengan serok cekung yang terbuat dari bambu dan dinaik turunkan atau diongklok. Dapat dibeli pada penjual angkringan atau warung di Jl. Pasukan Ronggolawe, Jl. Tosari, serta di Jl. A.Yani (Sebelah selatan klenteng).

Mie Ongklok (Mie Kuah Udang)
Bahan:
750 gram udang, kupas kulit, kepala dan ekornya, sisihkan
1.5 liter air
2 batang seledri, cincang kasar
2 batang daun bawang, cincang kasar
2 sdm kecap manis
250 gram mie basah, seduh air panas, siram air dingin
150 gram kol, iris tipis, rebus sampai setengah layu
4 sdm tepung kanji, larutkan dalam 4 sdm air
3 sdm minyak untuk menumis
Bumbu, haluskan:
8 butir bawang merah
5 siung bawang putih
1 sdt jahe cincang
3 butir kemiri, sangrai
2 sdm tongcai (di Asian Grocery, cari yang namanya tianjun vegetables)
3 sdm ebi
2 sdm garam
3 sdm gula pasir
1 sdt merica bubuk
Bahan Pelengkap:
Telor rebus
Daun bawang, iris tipis
Seledri, iris halus
Cabe rawit, rajang kasar
Bawang goreng untuk taburan
Jeruk nipis
Kecap manis sesuai selera
Cara Membuat:
1. Cincang daging udang, sisihkan.
2. Panaskan minyak lalu tumis bumbu halus beserta kulit, kepala dan ekor udang sampai berubah warna.
3. Tambahkan air lalu masak dengan api kecil selama 20 menitan sampai kuah keruh.
4. Saring kuah lalu panaskan kembali di atas api.
5. Masukkan udang dan kecap manis. Masak sampai udang berubah warna.
6. Tambahkan larutan tepung kanji, aduk sampai kuah mengental.
7. Penyajian: Atur mie basah, kol dan telor rebus pada mangkok. Siram dengan kuah lalu beru bahan pelengkap lainnya.Untuk 6 porsi